watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

CATATAN HARIAN WARIA

Namaku Catherine, biasa dipanggil Katy. Kelahiran
Surabaya satu Agustus 1971. Aku anak bungsu
dari tiga bersaudara, ayahku meninggal sejak aku
masih berusia tiga tahun, sehingga praktis aku
hidup sendiri sebagai anak laki-laki, karena kedua
kakakku perempuan. Aku terlahir dengan nama
Katon Sudarmaji, Ibuku bertahan hidup dengan
berjualan kue kering, beliau tidak mau menikah
lagi dengan alasan ingin maksimal membesarkan
anak-anaknya.

Sebenarnya aku lahir sebagai bayi laki-laki yang
normal dan tidak ada yang ganjil, dan besar
sebagai anak laki-laki yang normal. Aku dikhitan
seperti anak laki-laki pada umumnya pada umur
13 tahun, waktu itu aku masih kelas satu SMP.

Aku mulai mimpi basah pada umur 14 tahun.
Pada saat itu aku berkaca dan melihat di cermin
bahwa aku seorang pemuda yang putih dan
ganteng, saat itu aku belum tumbuh rambut
(kumis, kelamin dan sebagainya).
Aku biasa tidur sekamar dengan Mbak Tina,
kakakku nomor 2, sedangkan Mbak Hera tidur
sekamar dengan Ibu. Aku senang sekamar
dengan Mbak Tina, karena suka cerita apa saja di
sekolahnya, tentang cowok yang naksir dia dan
sebagainya. Karena sekamar, aku suka melihat
kalau Mbak Tina ganti baju, termasuk pakaian
dalam (BH dan CD). Mbak Tina mempunyai
koleksi BH cukup banyak dan lucu-lucu serta
sexy, selain itu juga baju dan roknya sexy-sexy,
pokoknya asyik deh.

Semula tidak ada perasaan apa-apa setiap kali
Mbak Tina minta pendapatku mengenai BH yang
dipakainya, celana dalam yang dipakainya, begitu
seterusnya selalu setiap Mbak Tina membeli atau
mendapat hadiah baju, rok dan pakaian dalam.
Mbak Tina senang sekali dapat komentar dari
saya, soalnya saya selalu memberikan komentar
yang menyenangkan dan memberikan ide-ide
untuk padu padan BH, celana dalam dan baju
yang dipakainya.

Suatu ketika kami sekeluarga mendapat paket
bingkisan dari Bude Yayuk (kakak ibuku) yang ikut
suaminya menjadi diplomat di Amerika serikat.
Kami semua mendapatkan pakaian dari Amrik.
Mbak Tina mendapatkan pakaian dalam (BH,
Korset, celana dalam, Body Briefer), plus selusin
stocking sutra dan berbagai warna, sekaligus
dengan garterbelt (tali stocking) yang macam-
macam pula. Kami semua bahagia.

Setelah membongkar bingkisan, seperti biasa
Mbak Tina memanggilku ke kamar untuk minta
pendapat tentang pakaiannya. Dicobanya satu
persatu dan minta pendapatku, waktu aku melihat
Mbak Tina pakai stocking sepaha dengan
garterbelt warna hitam model empat tali, aku
tertegun dan tidak terasa penisku ereksi, tanpa
sadar aku terdorong keinginan kuat untuk
mencoba memakainya.

Setelah memberikan komentar yang konstruktif
untuk Mbak Tina, aku pun minta ijin Mbak Tina
mencoba pakai stocking yang warna abu
dikombinasi dengan garterbelt warna putih. Mbak
Tina mengijinkanku memakainya. Aku menelan
ludah, satu persatu kupakai, ya ampuuun.. Halus
sekali stocking yang kupakai, sampai aku
merinding bulu kudukku saking nikmatnya.

Setelah semua terpasang dengan rapih, aku pun
pinjam BH Mbak Tina yang warna putih
transparan, dan ternyata postur tubuhku
memang sama persis dengan Mbak Tina,
sehingga waktu aku pakai BH terasa pas sekali,
hanya bedanya tidak ada payudaranya.
Gantian Mbak Tina yang berkomentar, “Iiih cantik
juga kamu lho Ton pakai begitu. Sebentar.. Mbak
punya ide, Mbak punya wig bisa kamu coba,
terus kamu pakai sepatu hak tinggi punya Mbak.”
Aku pun pakai wig (rambut palsu) dan pakai
sepatu hak tinggi punya Mbak Tina, meskipun
sepatunya kekecilan karena nomor sepatuku satu
nomor lebih besar dari Mbak Tina. Nampaknya
Mbak Tina suka sekali melihatku memakai pakaian
dalam perempuan, lebih-lebih aku suka sekali,
habiiis nikmat sih, jadinya ya klop lah.

Kejadian berulang dan terus berulang, aku pun
semakin ingin mencoba semua koleksi Mbak Tina,
mulai dari gaun, rok span, rok mini, sampai
koleksi pakaian senam, semuanya aku coba, dan
Mbak Tina sama sekali tidak keberatan.
###
Ketahuan Ibu.
Suatu malam ketika aku lagi asyik pakai baju tidur
Mbak Tina, tiba-tiba ibu masuk kamar, aku kaget
setengah mati, kupikir ibu pasti marah, tapi
ternyata ibu tidak marah karena menganggapku
main-main saja. Akibat kejadian itu aku semakin
berani untuk pakai di luar kamar, mula-mula aku
pakai baju tidur Mbak Tina, sambil nonton TV di
ruang tengah, Mbak Hera melihatku dan hanya
senyum-senyum. Yesss..! Berarti tidak ada
masalah.

Selanjutnya aku mulai pakai pakaian senam, baju
backless (baju yang punggungnya terbuka), rok
mini, rok span, juga tidak luput stocking dan BH,
akhirnya setiap hari aku di rumah selalu pakai
barang-barang Mbak Tina. Kalau masih sore aku
pakainya di kamar sambil mengerjakan PR. Ibuku
tidak pernah menyinggungku karena prestasiku di
sekolah sangat baik, bahkan boleh dibilang
memuaskan. Setiap malam aku tidur hampir
selalu pakai barang-barang Mbak Tina.
###
Mbak Tina marah.
Suatu ketika Mbak Tina marah besar, pasalnya
baju tidur kesayangannya ternoda oleh
spermaku, lantaran sudah mengering, jadi
nodanya susah dibersihkan. Aku menyesal dan
minta ma’af. Aku pun murung sampai beberapa
hari. Akhirnya Mbak Tina menyapaku lagi dan
menawarkan jalan keluar, dia kasih hadiah
beberapa pasang BH, dan rok sexy buatku. Aku
pun bahagia sekali.Lulus SMA
Setelah lulus SMA, aku masuk perguruan tinggi di
Bandung, ambil jurusan Akuntansi. Kepindahanku
di Bandung berarti aku kehilangan Mbak Tina,
terlebih kehilangan kesempatan pakai barang-
barang Mbak Tina.

Setelah empat tahun kuliah, aku lulus dengan nilai
memuaskan, dan mendapat tawaran bekerja di
sebuah perusahaan Garment di Bandung selatan
sebagai Junior internal auditor. Gaji pertamaku
sebagian kukirim buat Ibu, selebihnya untuk
ongkos hidup dan tentu saja aku belanjakan
untuk beli BH dan barang-barang perempuan,
kecuali pembalut wanita. Di kota inilah aku dapat
lebih bebas mengekspresikan keinginanku untuk
menjadi ‘Perempuan’.

Mula mula aku masih tampil sebagai laki-laki
normal. Di perusahaan ini aku berkenalan dengan
Yanita, cewek asli blasteran Tionghoa dan Sunda.
Dia menjadi koordinator design, seringkali dia
minta pendapatku tentang rancangan yang dia
buat, dan dengan lancar aku dapat memberi
komentar, terutama design BH dan pakaian
senam. Alhasil, aku pun belajar untuk membuat
rancangan, ternyata rancanganku mendapat
pujian dari para designer. Yanita memberiku
tawaran untuk menjadi designer part timer, aku
pun setuju.

Karena aku sangat produktif, aku pun semakin
asyik, dan aku sering mencoba memakai hasil
rancanganku sendiri. Tiga tahun aku bekerja dan
berhasil membeli rumah type 45, kredit selama
15 tahun. Di rumah aku sering termenung sendiri,
karena postur tubuhku kurus langsing, leherku
pun jenjang dengan jakun yang tidak menonjol
sama sekali. Kumisku sangat tipis, dan nyaris
tidak tampak.
Persahabatanku dengan Yanita membuatku
terbuka, dan aku ceritakan mengenai kelainanku.

Yanita memberiku semangat dan dorongan untuk
mencoba tampil sebagai perempuan. Beberapa
kali ke kantor, aku mulai tampil memakai rok,
tetapi tanpa make-up, ternyata penampilanku
lumayan juga pikirku. Yanita memujiku bahwa
aku cukup cantik. Aku pun mulai rajin bersolek.
Semakin hari batinku bertarung antara keinginan
menjadi perempuan dan bertahan sebagai laki-
laki.
###
Membesarkan Payudara.
Saat itu, setelah aku menimbang berkali-kali,
maka kupastikan aku akan membesarkan
payudara, karena setiap kali aku mengenakan BH,
aku selalu kecewa bahwa mangkuk BH-ku tidak
terisi. Aku membeli di Blok M Jakarta, Pil estrogen
Bust Beauty buatan Amrik. Menurut dosisnya
untuk wanita yang ingin membesarkan payudara
minum tiga kali satu tablet sehari. Aku langsung
mencoba dengan dosis tiga kali tiga tablet sehari.

Hari pertama belum terasa ada perubahan apa-
apa, aku pun gelisah jangan-jangan tidak berhasil.
Ternyata setelah memasuki hari ketiga mulai
terasa, di kantor badanku meriang, keluar keringat
dingin. Mula-mula puting susuku terasa nyeri,
dan beberapa buah titik di puting timbul ke atas.
Hari ke empat kuteruskan dengan dosis yang
sama, dan aku semakin tidak perduli, karena aku
sudah sangat ingin memiliki payudara. Rasa nyeri
tidak hanya pada puting, tetapi sudah menjalar
sekitar dada, kira-kira radius empat cm dari
puting.
Aku pun semakin bersemangat, bolak balik
kubuka baju melihat perkembangan payudaraku,
ternyata masih juga belum membesar. Hari ke
delapan rasa nyeri sudah mulai berkurang, tetapi
makin meluas dan sudah mulai mati rasa,
terutama sekitar radius lima cm dari puting.

Penisku terasa setengah mati, seperti mau hidup
tapi mati lagi. Hari ke lima belas payudaraku mulai
kelihatan, tetapi masih sangat tipis, dan kalau
dipegang terutama di seputar puting terasa nyeri
dan agak mati seperti dianestesi.
Aku mencoba memakai BH 34A, tetapi aku masih
harus kecewa karena masih belum mampu
mengisi mangkuk BH-ku. Sehingga kalau dipakai
berjalan terasa ada gesekan pada puting yang
tidak nyaman, maka aku membeli BH Beedes dari
Triumph, lumayan agak terkurangi rasa nyeri
akibat gesekan. Hari ke dua puluh empat aku
benar-benar bahagia sekali, karena mangkuk BH
34A mulai terisi penuh dengan sempurna dan
pas, meskipun rasa nyeri masih terasa dan
penisku terasa sekarat aku tidak perduli. Masih
dengan dosis yang sama, hari ke tiga puluh lima
mangkuk BH 34A milikku sudah tidak cukup, dan
aku harus mengganti dengan 34B, dan hasilnya
pas sekali. Aduuuh.. Nikmatnya rasanya, aku
seperti masuk surga karena bahagia. Aku
menangis sejadi-jadinya, aku puas.

Hari itu aku berhenti mengkonsumsi pil, dan
empat hari kemudian terasa nikmat sekali, karena
kulit payudara yang tadinya nyeri dan mati rasa
sudah mulai hilang, dan kalau kucoba elus-elus
putingku, duh gusti enaaak.. Banget. Aku kaget,
ternyata penisku bereaksi dan bisa ereksi kembali
dengan sempurna. Hari itu aku coba beberapa
pakaian koleksiku yang dengan belahan dada
rendah, ternyata beberapa sudah tidak dapat
kupakai lagi, karena payudaraku tidak kebagian
tempat. Rasanya aku lahir kembali dengan nama
Katerin.

kumpulan Cerita Dewasa Lainya, Dapat Anda Lihat & Baca Hanya Di :
www.ceritaindo.sextgem.com

Hari ke sepuluh, setelah aku tidak mengkonsumsi
obat, malam harinya aku mencoba untuk
mengelus disertai dengan remasan ringan, aku
mencoba menikmati payudaraku. Aku tidak dapat
menggambarkan nikmatnya, penisku ereksi, dan
kuteruskan dengan memilin-milin puting susu
sebelah kanan, sementara yang sebelah kiri
kuremas dengan tangan kiri, hampir 30 menit aku
menikmati usapan dan remponan (istilah
meremas susu versi Surabaya).

Aku sudah tidak tahan lagi, penisku menegang
hebat dan aaahhh.., aku sudah tidak kuat dan
menjerit sendirian. Spermaku menyembur
sangat kuat dan banyak sekali, mungkin tertahan
selama hampir tiga bulan. Yang jelas kenikmatan
ini belum pernah kurasakan sebelumnya,
termasuk kenikmatanku saat aku bersetubuh
dengan wts yang pernah beberapa kali kulakukan
pada saat aku baru mulai bekerja, karena aku
ingin mencoba apakah aku masih dapat
bersetubuh dengan perempuan, ternyata aku
normal.

Yanita sahabatku.

Setelah aku menjadi waria yang sempurna karena
sudah memiliki payudara yang lumayan sexy.
Yanita sahabatku menyambutnya dengan suka
cita, dicium pipiku, dipeluknya aku erat-erat.
“Selamat ya Katy, aku ikut bahagia.”, kata Yanita
sambil memelukku.

Yanita sudah menikah dengan pengusaha sukses,
Andri namanya. Orangnya gagah dan ganteng,
tapi belum dikaruniai anak sudah lebih dari tiga
tahun. Kemungkinan Andri yang mandul.
Suatu sore Yanita menelponku, katanya mau
mengajakku pergi ke Lembang, aku iyakan saja.
Semula aku mengira kalau dia datang bersama
Andri, ternyata sendiri. Dia bilang kalau sudah
pamit dengan Andri untuk bermalam di Lembang
sama Katrine, karena ada peragaan busana, Andri
mengijinkan karena perginya denganku. Yanita
memakai setelan rok span warna ungu tua, terus
pakai blazer senada, kakinya semakin sexy dibalut
stocking warna ungu juga. Sore itu Yanita
nampak sangat cerah.

Kami meluncur ke sebuah hotel di Lembang.
Sampai di kamar kami memesan makanan untuk
dikirim ke kamar.
“Aku mau mandi dulu ah biar seger.”, kataku,
“Terus peragaannya dimana..?”
“Ya disini”, jawab Yanita.
Selesai berendam air hangat di bathtub, aku
keluar kamar, ternyata makanan sudah siap.
Selesai santap malam, ganti Yanita yang mandi.
Selesai mandi Yanita ganti baju di depanku, ya
ampuuun sahabatku ini sexy banget,
payudaranya sedikit lebih besar dari punyaku. Dia
pakai BH warna hitam transparan, celana
dalamnya juga warna hitam, terus dia pakai
daster hitam.

“Lho bukannya mau peragaan…?”
“Iyaa… Tapi santai dululah.”, jawabnya.
Yanita duduk di sebelahku sambil mengelus
rambuntuku yang sudah sebahu. Dia cerita kalau
selama berhubungan dengan Andri dia tidak
pernah orangasme, karena Andri terlalu cepat
muncrat, paling lama hanya lima menit. Terus
begitu selesai dia tidur begitu saja tanpa basa basi
lagi. Dia cerita juga kalau dulu pernah
berhubungan sejenis (perempuan), dia bisa puas
karena lawan mainnya sangat sabar dan halus.
Hubungan itu berjalan berkali-kali, akhirnya dia
cerita kalau dia ingin menndapatkan kepuasan
dariku, aku terbengong.

“Nggak salah nih Yan.., aku kan waria, mana
mungkin bisa melayani kamu..?”
“Pokoknya kita coba dulu, kalau nggak berhasil ya
nggak apa, aku nggak akan marah kok..!”,
tandasnya.
“Ya sudah kita mulai saja..!”, aku hanya
mengangguk.
Saat itu Yanita sudah memelukku dan mencium
keningku lembuuut banget, terus mulai bibirnya
menyentuh bibirku, ciuman yang halus dan tidak
terburu-buru. Aku mulai dapat menikmati, tangan
Yanita mulai beraksi, mula-mula payudaraku
masih tertutup blazer disentuh, dipegang pelan-
pelan, bibirnya ditempelkan ke leherku, alamaaaak
bulu kudukku berdiri. Dan sejenak aku merasa
terbang. Aku pun mulai meraba payudaranya,
ku-’rempon’ pelan-pelan, Yanita mulai terangsang
dan tangan kiriku dibimbingnya untuk
menyentuh klitorisnya.

Saking serunya, Yanita membuka daster hitam
yang dia pakai, selanjutnya dia buka bajuku
yangsetengah resmi. Selesai dia melorotkan rok
bawahku, dia teriak keheranan karena aku pakai
stocking lengkap dengan Garterbelt-nya.
“Katy…, kamu beli dimana…? Bagus banget…,
kamu tambah sexy saja…”
Malam semakin larut, tempo permainan semakin
meningkat, Yanita sudah membuka BH 34B-ku,
dan dia meremas-remas payudaraku dengan
nafsu penuh.
“Katy sayang.., payudaramu selain sexy juga
lebih kencang dari punyaku..”
Lidahnya mulai bermain di puncak payudaraku,
putingku dijilat dan dihisap dengan rakus. Aku
pun menggelinjang, penisku sudah ereksi dan
semakin keras. Aku buka celana dalamku, aku
tinggal hanya memakai stocking dan garterbelt.

Ternyata penisku masih ereksi normal dan
ukurannya masih 14 cm, sama persis ketika aku
masih laki-laki.
Kami sudah mulai bermain sixtynine (69) versi
lesbi, Yanita mengisap putingku, sebaliknya aku
juga mengisap payudaranya. Pada saat aku
menjilat puting kanannya, Yanita berteriak-teriak
kenikmatan.
“Terus Katy.., aku suka banget..!”, katanya.
Nampaknya Yanita sudah mulai kerepotan, dan
aku menawarkan untuk menjilat klitorisnya.
“Mau dooong..!”, dia bersorak kegirangan.
Waktu singkat sudah membawa lidahku
menempel di klitoris Yanita, sedangkan tangannya
memegang penisku, dan dijilatnya leher penisku.
Rasanya benar-benar aku merasa nikmat luar
biasa. Lidah memainkan klitorisnya semula
melingkar disela-sela rambut kemaluannya,
semakin lama semakin ke tengah, dan dengan
gerakan horisontal antara lubang vagina dengan
klitoris dengan tempo yang semakin cepat. Yanita
mengeluh seperti orang kesurupan, beberapa
detik kemudian badan Yanita mengejang.

“Ah.., ah.., ooohhh..!”, dengan erangan yang
panjang, Yanita mencakar kaki kiriku, karena dia
tidak dapat memegang tubuhku.
Dan pada saat itu aku merasa ada cairan meleleh
di pipi kananku yang berasal dari liang vagina
Yanita.
“Oh sudah.. Katy, cukup..!” Yanita memintaku
menghentikan permainan lidahku di klitorisnya.
“Berhasil Katy sayang.., aku bisa orangasme…”
Yanita tersenyum nampak bahagia.
“Sekarang giliranmu Katy..,” dia mulai mengulum
penisku yang sudah dari tadi siap untuk
ditancapkan.

Ternyata ada yang berbeda, setelah aku menjadi
waria, penisku dapat tegang cukup lama, dan
tidak cepat muncrat. Hampir 40 menit Yanita
memainkan penisku dengan mulut dan lidahnya,
tetapi belum juga orangasme. Yanita memintaku
untuk memasukkan penisku ke dalam vaginanya.
“Ooohhh..!” Yanita teriak dengan ekspresi wajah
seperti keheranan waktu penisku masuk liang
vaginanya dengan hanya satu tahapan.
Selanjutnya aku mulai aktif mengocok penisku
keluar masuk di dalam vagina Yanita. Sementara
Yanita berada di bawahku, sibuk memegang
payudaranya dan payudaraku. Yanita semakin liar
dan dia menarik tubuhku untuk mengadu
payudara kami. Karena goyangan pantat Yanita
sangat aktif, aku merasa bahwa spermaku sudah
mulai terasa berada di ujung penis.

“Yan.., spermaku sudah mau keluar, dicopot
ya..?”, pintaku.
“Jangan Kat.., aku juga sudah mau orangasme
lagi, ayuuuh kita orangasme bareng..!”
Saat itu juga kami mengalami orangasme
bersama, badan Yanita meregang dan kedua
tangannya mencakar punggungku. Dan aku pun
memeluknya erat-erat pada saat spermaku
datang secara bergelombang beberapa kali. Ya
ampuuunn.., nikmat sekali. Kami merasakan
hubungan ganjil yang sangat menyenangkan.
Yanita menangis bahagia, “Katy makasih yaa..?”
“Sama-sama..,” jawabku.

Kupeluk Yanita, setelah itu kami membersihkan
sisa sperma di wastafel.
Malam itu kami tidur berpelukan, dalam keadaan
telanjang diselimuti dinginnya udara lembang.
Ya.., sebuah petualangan dan permainan ganjil,
kejadian ini berulang beberapa kali, kami
melakukan sekali dalam seminggu.
Aku masih ingat saat itu bulan Desember, Yanita
menghubungi HP-ku, dia bilang kalau sudah
terlambat menstruasi, dan sudah ditest di
laboratorium, ternyata hasilnya positif. Andri
sangat senang, karena dia mengira hasil
pembuahan darinya.
Oh Tuhan.., bagaimana ini..? Kalau ternyata dia
lahir dan betul anakku, dia harus memanggilku
papa, mama atau pama..? Ah.., entahlah. Yang
jelas harapanku dia tidak terlahir sebagai laki-laki
agar tidak banci sepertiku.


Adult | GO HOME | Exit
1/2741
U-ON

inc Powered by Xtgem.com